Selasa, 14 Juni 2011

Cara Allah mengajari kita - Lesson learnt #1

Lesson learnt #1 : manusia berencana, Allah yang menentukan

Dalam rentang waktu kurang dari 3 bulan terakhir, saya telah mendapatkan pelajaran yang sungguh banyak dari Allah. Bayangkan, pada 6 april 2011 saya harus menjalani operasi laparotomi et causa kehamilan ektopik terganggu (operasi bedah perut karena hamil di luar kandungan). Operasi ini merupakan operasi yang harus sesegera mungkin dilakukan karena mengancam nyawa akibat banyaknya darah yang menumpuk di rongga perut. Operasi dilaksanakan dalam kondisi bius total dan berlangsung selama kurang lebih 2,5 jam. Saya mendapatkan perawatan di rumah sakit selama 4 hari. Proses operasi dan recovery alhamdulillah berjalan lancar.

Tepat 60 hari pasca operasi tersebut, saya kembali menjalani operasi. Kali ini saya mengalami kecelakaan lalu lintas dalam perjalanan menuju pengajian rutin mingguan. Saya menumpang sepeda motor teman, ia sungguh berhati-hati mengendarai motornya, ia ingin melindungi agar perut saya tidak sakit saat motor melaju di jalan yang tidak rata. Saat kami melaju di 'polisi tidur' ia mengurangi kecepatan motor, namun tiba-tiba dari arah belakang sebuah motor lain yang tidak mengurangi kecepatan menyenggol bagian belakang motor kami. Teman saya berusaha menyeimbangkan motor yang saat ini tidak stabil, walhasil saya terjerembab ke aspal, di tengah jalan raya!! singkat cerita, saya mengalami fraktur supra condiler humerus dextra + fraktur dentoalveolar (patah tulang lengan atas kanan di atas siku + patah gigi). Saya menjalani operasi lengan pada 5 juni 2011, operasi dilaksanakan dalam kondisi bius total dan berlangsung sekitar 4 jam. Saya menjalani perawatan di rumah sakit selama 9 hari dengan 'oleh-oleh' 8 buah wire / kawat yang tertanam di lengan kanan serta gendongan tangan yang menopang tangan kanan agar tetap berada pada posisi 90 derajat. Saat ini saya masih dalam masa recovery sembari melatih kemampuan tangan kiri dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

Ditempa dengan cobaan yang bertubi-tubi ini membuat saya berfikir bahwa betapa besar kasih sayang Allah kepada saya dan keluarga. Saya sangat yakin bahwa Allah ingin mengajarkan banyak hal, dan saya mencoba untuk membuka mata hati menangkap pelajaran-pelajaran tersebut, dan insya Allah akan saya tuangkan secara berkala melalui tulisan-tulisan saya.

Untuk lesson learnt #1 ini, saya semakin paham bahwa ungkapan "manusia hanya bisa berencana namun Allah jualah yang akan menentukan" sangat benar adanya. Ada berbagai rencana yang telah saya dan suami rajut sebelum operasi saya yang pertama, perlahan rencana tersebut semakin berubah seiring dengan operasi yang kedua. Saya teringat suatu kisah di Al-Quran (QS.Al-Qalam:17-34). Pada surah tersebut diceritakan mengenai pemilik-pemilik kebun yang memiliki hasil kebun yang sangat menggiurkan. Mereka sangat yakin bisa memetik hasil kebun mereka, bahkan mereka bersumpah mereka akan dapat memetik hasil panen tersebut esok hari, mereka lupa menyebutkan "insya Allah". Pada keesokan harinya, mereka mengatur siasat agar tidak ada seorangpun yang dapat memasuki kebun mereka-terutama fakir miskin. Saat para pemilik kebun memasuki kebun mereka, mereka sungguh terkejut bukan kepalang mendapati bahwa tak satupun hasil kebun mereka yang bisa dipanen!! lalu salah seorang diantara mereka menyadari bahwa ini adalah akibat mereka lupa mengingat Allah.

Kisah ini saya rasa cocok untuk menggambarkan bahwa manusia bisa berencana tapi Allah yang menentukan. Fenomena yang berkembang saat ini pada masyarakat kita adalah penyebutan kata "insya Allah" justru menyiratkan ketidakseriusan terhadap sesuatu. misalnya ketika kita menerima undangan ke suatu acara tapi kita sebenarnya malas menghadirinya namun juga tidak ingin mengecewakan sang pemberi undangan maka kita akan segera mengeluarkan jurus "insya Allah". Namun berbeda halnya jika kita bersemangat untuk menghadirinya, kita akan segera berujar "pasti..pasti saya akan datang". Malah terdapat fenomena yang lebih menarik lagi, saat mendengar lawan bicaranya berujar insya Allah justru banyak orang yang akan menjawab "jangan insyaAllah-insyaAllah...yang pasti dong!". Demikian kira-kira ucapan yang sering kita lontarkan dengan tidak menghadirkan unsur "peran Allah" disana, dan saya yakin ada banyak lagi momen-momen lain saat kita lupa akan "peran Allah" ini.

Maka, mulai saat ini saya memberitahu otak saya untuk tidak lupa lagi menyebutkan kata "insya Allah" dalam setiap rencana saya, apapun itu. Insya Allah...

salam

2 komentar: